Selama ini kita
mengenal istilah stunting yang merupakan terhambatnya pertumbuhan anak. Selain
stunting, masih ada beberapa masalah pertumbuhan yang terjadi pada anak, salah
satunya adalah wasting. Wasting merupakan istilah yang dipalai untuk
menggambarkan permasalahan gizi anak, ketika bobot tubuhnya jauh dibawah
normal. Wasting adalah kondisi ketika berat badan anak jauh dibawah normal.
Anak yang mengalami wasting umumnya memiliki porsi tubuh yang kurang ideal. Hal
ini dikarenakan wasting membuat berat badan anak tidak sepadan dengan tinggi
badannya.
Wasting biasanya
terjadi karena penurunan berat badan drastis akibat tidak tercukupinya kebutuhan
zat gizi harian anak. Beberapa hal yang dapat menyebabkan wasting diantaranya
memiliki satu atau lebih penyakit yang berujung pada turunnya berat badan,
diare, dan gizi buruk. Kejadian wasting pada anak juga dapat berdampak besar
terhadap kondisi kesehatannya baik sekarang maupun dikemudian hari. Anak yang
mengalami wasting umumnya lebih rentan terserang berbagai penyakit. Selain dari
segi kesehatan, wasting juga dapat mempengaruhi kemampuan intelektual anak di
masa pertumbuhannya.
Menurut WHO, indicator
yang digunakan untuk menilai kemungkinan terjadinya wasting pada anak adalah
berat badan berbanding dengan tinggi badan. Anak dikatakan mengalami wasting
ketika hasil pengukuran indicator berada pada angka dibawah -3 SD sampai dengan
dibawah -2 SD. Wasting umumnya lebih sering dialami oleh kelompok anak usia
balita. Setelah melewati usia tersebut, risiko wasting pada anak berangsur -
angsur menurun. Secara umum, wasting ditandai dengan penurunan berat badan drastis
sehingga membuat bobot tubuh anak tidak sebanding dengan tinggi badannya. Hal
inilah yang menyebabkan tubuh anak yang mengalami wasting terlihat kurus.
Berikut ini merupakan
beberapa penyebab wasting pada anak, yaitu :
- Kurang
terjangkau atau sulitnya akses ke tempat pelayanan kesehatan terdekat, sehingga
banyak orang tua yang enggan meemriksakan kondisi kesehatan anaknya.
- Pemberian
asupan makanan harian yang tidak memenuhi kebutuhan gizi anak.
- Kebersihan
lingkungan sekitar yang buruk termasuk sulitnya mendapatkan akses air bersih
dan pelayanan kebersihan.
- Pengetahuan
kurang mengenai nutrisi dan kesehatan.
- Pilihan sumber makanan yang sangat terbatas dan kurang beragam.
Berikut ini merupakan
beberapa cara mengatasi wasting, yaitu :
- Berikan
berbagai makanan dengan kandungan energi yang tinggi guna mendukung kenaikan
berat badan.
- Berikan
nutrisi lainnya seperti protein, vitamin, serta mineral guna mempercepat
pembentukan jaringan baru.
- Makanan
untuk anak penderita wasting setidaknya harus berisi energi dari protein
sebesar 12 - 15 persen dan energi dari lemak sekitar 30 persen.
- Sumber
makanan pilihan bagi penderita wasting dapat diperoleh dari daging merah,
daging ayam, ikan, susu, telur, dan sebagainya.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: